Arsip Berita

Baliho Mahasiswa Baru
Foto Peserta Magang Lapenkop Gorontalo di Bandung
Pembukaan Pekan Up  Grading Pemandu Lapenkop dirangkaikan dengan Puncak Hari Koperasi ke-55 dan Satu Abad Bung Hatta Jawa Barat (uploaded :29/07/2002)
PERINGATAN Hari Koperasi ke-55 dan Satu Abad Bung Hatta pada tahun ini -sebagaimana dilansir Pikiran Rakyat, diakui terasa lebih gebyar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Betapa tidak, berbagai rangkaian kegiatan peringatan cukup banyak diselenggarakan, baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kota/kabupaten.

Bahkan sejumlah kalangan mengharapkan, peringatan hari koperasi kali ini mampu menjadi momentum bangkitnya koperasi. Mengapa terasa lebih spesial, selain karena sudah berjalan selama 55 tahun, juga bertepatan dengan peringatan satu abad Bung Hatta.

Selain itu, tepatnya pada kongres koperasi ke II di Gedung Merdeka Dwi Warna Bandung (15,16, dan 17 Juli 1953) lalu, Bung Hatta ditetapkan sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Pada saat itu, Bung Hatta menerima Bintang Emas Koperasi yang disematkan oleh Ketua Dewan Koperasi Indonesia, H. Niti Soemantri.

Menurut Ketua Panitia Hari Koperasi ke-55 Jawa Barat, Dr Mustika P Purwanegara MSc, peringatan bertujuan meningkatkan kembali citra koperasi. Serta menyamakan visi dan persepsi dalam memberdayakan koperasi, terutama membangkitkan semangat generasi mudanya. Ia katakan itu, terkait Upacara Puncak Harkop ke-55 dan Satu Abad Bung Hatta, di Gedung Merdeka Bandung, pada 30 Juli 2002.

Upacara puncak tersebut, dihadiri Wakil Presiden Hamzah Haz, Menteri Negara Koperasi dan UKM Alimarwan Hanan, Ketua Dewan Koperasi Indonesia HM. Nurdin Halid, Sesepuh Koperasi Jabar H. Mashudi, Gubernur Jabar HR. Nuriana, Ketua DPRD Jabar Drs. Eka Santosa, anggota Muspida Provinsi Jawa Barat, dsb.

Pada acara ini diresmikan pula Pekan Upgrading Nasional Pemandu LAPENKOP 2002, serta peluncuran buku sejarah koperasi "Semangat Koperasi Yang Tak Pernah Kunjung Padam". Kemudian kebulatan tekad dari generasi muda dan gerakan koperasi, pemutaran film dokumenter Bung Hatta, dialog pemasaran produk pertanian oleh koperasi, dsb. Hadir pada kegiatan tersebut 14 orang utusan pemandu Lapenkop Gorontalo bersama Ketua Dekopin Wilayah Gorontalo Drs. Eddy Bakari.

Panitia juga melaporkan bahwa rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan panitia peringatan hari koperasi ke-55 Jabar--kerjasama dengan Dinas KUKM Jabar, antara lain malam renungan suci di Monumen Tugu Koperasi Indonesia di Tasikmalaya pada 1 Juli 2002. Pada kegiatan ini Ketua Dekopin Pusat H.A. M. Nurdin Halid membacakan puisi "Hati Sang Peduli" karya Mariam Djamil, Pelatih Lapenkop Wilayah Gorontalo.

Selain itu dilaksanakan pula napak tilas "Aksi Sejahtera Sosial Ekonomi Kerakyatan", yang dihadiri Menegkop, Dekopin Pusat, Gerakan Koperasi Jabar, dsb. Dilanjutkan Dialog Interaktif bersama Gubernur dan Ketua DPRD Jabar (8 Juli 2002).

Selain itu menggelar pameran produk KUKM di Graha Manggala Siliwangi Bandung, pada 10-12 Juli 2002. Pameran yang difasilitasi Dinas KUKM Jabar ini diikuti sekira 154 KUKM. Terdiri dari enam sektor (39 komoditi dan 271 produk). Adapun ajang temu bisnis, berlangsung di Aula Mas Soeharto Gedung PT Pos Indonesia Bandung. Sekaligus peresmian mulai beroperasinya Kantor Bank Koperasi Jabar (Jl. Pelajar Pejuang Bandung).

Pada kesempatan tersebut, Menegkop-UKM didampingi Gubernur Jabar, HR Nuriana dan Kepala Dinas KUKM Jabar, H. Remi Tjahari SE MPIA., menyaksikan langsung penandatanganan akad kredit, yang secara simbolis dilakukan antara Bank Koperasi Jabar dan Koperasi Trisula Kab. Majalengka.

Semangat

Adanya peringatan tersebut, sesepuh koperasi Jawa Barat, Letjen (Purn) Mashudi, pernah mengatakan, semangat kongres pertama koperasi di Tasikmalaya tahun 1947 lalu, masih tetap relevan sampai kini.

Menurutnya, kongres saat itu memang masih dalam semangat yang murni. Bung Hatta benar-benar ingin mewariskan sesuatu kepada bangsa Indonesia, dalam melaksanakan UUD 45 pasal 33. Bagaimana caranya koperasi menjadi fundamen pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan potensi sumber daya alam yang begitu kaya.

Semangat kekeluargaan dan kemandirian masih utuh, tambah Mashudi. Meski kondisi saat itu tengah berkembang pemikiran bahwa Indonesia akan dijajah kembali, namun Bung Hatta terus mencoba membangkitkan lagi semangat kemandirian dan kekeluargaan.

Sehingga pengembangan koperasi perlu perhatian lebih serius dari semua kalangan. Apalagi pada era otonomi daerah yang tengah berlangsung, serta menghadapi era perdagangan bebas nanti. Namun disayangkan dalam perjalanan bangsa selama ini telah terjadi perubahan, terlebih dampak dari krisis multidimensional.

Menurut Mashudi, saat ini terjadi krisis kepemimpinan. Tidak ada lagi pejuang seperti Bung Hatta, Bung Karno, HOS Cokroaminoto, Budi Utomo, dsb. Untuk itu harus ada perubahan pemikiran, terutama para elit politiknya.

Menanggapi hal itu, Yuzri Suhud Direktur Lembaga Pendidikan Koperasi (Lapenkop) Nasional belum lama ini di Bandung mengatakan, keteladanan Bung Hatta seperti sederhana dan jujur perlu dicontoh oleh kalangan generasi muda khususnya yang berprofesi pemandu anggota koperasi di pedesaan. Karena, para pemimpin sekarang lebih bersifat hedonis dan materialistis khususnya dalam menanggapi perekonomian saat ini.

Sifat-sifat tersebut sangat cocok diterapkan bagi kalangan generasi muda dalam mengembangkan perkoperasian Indonesia sebagai sistem ekonomi yang berlandaskan kebersamaan dan kekeluargaan.

Bahkan dalam koperasi itu memiliki muatan cara berdemokrasi yang baik. Karena Rapat Anggota Tahunan (RAT) menjadi lembaga tertinggi koperasi dalam mengambil segala keputusan.

Selain anggota sebagai pemilik koperasi, juga sekaligus sebagai pengguna jasa. Sehingga posisi itu dapat menghasilkan tingkat kesejahteraan hidup anggota yang mapan. "Sifat kebersamaan itulah yang selalu di tekankan semasa hidup Bung Hatta dalam menjalankan perekonomian rakyat, melalui koperasi," katanya. (Ivan/Adang/”Pikiran Rakyat”)***

Kongres Koperasi I di Tasikmalaya